“Karena aku sayang & mencintai dia”. Meskipun kami cuma berkomunikasi lewat chatting. Tapi aku dapat merasakan, bahwa disana Bow mengatakannya sambil menahan sakit di dada bahkan mungkin sedang menangis.
“Karena itu gw bisa sabar selama ini”
Kekasihnya adalah sahabatku, meskipun kami jarang bertemu. Tapi aku menyukai kepribadian Bow. Aku tahu sekali bagaimana pacarnya, sangat cuek ditambah kesibukannya di kantor. Aku juga tahu, bahwa sebagai seorang mahasiswi Bow selalu rajin menyapa kekasihnya di pagi dan malam hari. No sms di siang hari, karena Bow tak ingin mengganggu pekerjaan sang pacar.
“Wanita yang sabar”. Dulu itulah kesan yang aku dapat dari dia. Sebagai cewe manja yang selalu haus perhatian, diam-diam aku banyak belajar Bow. Karena kebetulan, pacarku juga punya karakter yang ga jauh beda dari pacar Bow 🙂
Susah sekali ternyata bersikap sabar, yakin dan percaya. Tetapi itulah yang aku pelajari dari Bow. Hingga suatu hari aku melihat status YM yang tidak wajar.
Dan hari itu mengerti bahwa dia telah berpisah dengan sahabatku.
Semula aku berpikir bahwa Bow udah ga kuat lagi menahan semua amarah, penantian, pengertian. Tapi ternyata bukan itu.
“Bukan itu Tina”
“Bukan karna gw udah ga kuat lagi”
“tapi…”
“Dia yang memutuskan”
“Kata dia, gw terlalu manja & kekananakan”
“Padahal, gw udah bilang..klo gw mau merubah semuanya, gw janji ga kan anak2 n manja lagi.. ”
Semula aku kaget, dan sebagai seseorang yang memandang dari dua sisi akhirnya aku mengerti. Bow yang kesepian, selalu berusaha menunjukkan perasaan cinta, sayang & pengertiannya meskipun hatinya kekeringan sehingga terkadang perasaan sepi itu tidaklah dapat ditutupi. Sementara sahabatku yang terlalu sibuk & kurang menunjukkan perhatian merasakan bahwa perhatian, cinta & sayang yang Bow tunjukkan adalah sebuah perhatian semu dari tuntutan hati yang kekananak-kanakan. Dan bukan rahasia bagi pria, jika seorang wanita terlalu menunjukkan perasaan cintanya, menjadi jenuh dan merasa terikat. Sahabatku merasa, bahwa dia tidak dapat memungkiri bahwa hatinya sudah tidak dapat menyayangi lagi.
Ketika selanjutnya bow bertanya,
“Salah gw apa ya Tin”
“Semuanya udah gw korbankan buat cinta, tapi apa yang gw dapat”
“Gw malah dibilang manja & kekanak-kanakan”
Aku katakan pada Bow..,
“Lu ga manja”
“Lu ga kekanak2an”
“Lu orangnya sabar, gw malah banyak belajar dari lu”
“Salah lu cuma satu, terlalu mencintai”
“Kadang terlalu mencintai, membuat kita sakit dan banyak menuntut dna kurang sabar.”
“Terkadang ada kalanya melepaskan adalah sebuah cara untuk menunjukkan bahwa kita telah dewasa”
“Terkadang bersabar menunggu meskipun tidak memiliki adalah sebuah jawaban bahwa kita mencintai”
Sebagai teman, aku cuma bisa support kata2 sok bijak tapi yah itulah yang aku tahu. Dan buktinya, Bow bilang dia menangis n jadi semangat lagi.
“Ayo Bow, tunjukkan kalau lu tetap happy meskipun sudah ga sama dia lagi.”
“Jadilah kuat, krena gw juga disini sedang berjuang mempertahankan sebuah hubungan yang tidak jauh yang lu alami”
Akhirnya kami jadi membahas masalahku, biarlah. Terkadang berbagi masalah itu obat yang baik buat seseorang yang sedang sedih. Aku membiarkan dia memberi banyak nasehat bagaimana dulu dia begitu sabar menghadapi sang pacar. Benar-benar wanita yang sabar.
Meski kesabaran wanita itu terlihat sia-sia, tetapi aku yakin tidak ada yang sia-sia untuk sesuatu yang baik. Aku yakin sahabatku sekarang sedang mengingat-ingat betapa sabarnya Bow dulu saat menjadi kekasihnya. Dan lihatlah, kesabarannya sudha ditambah dengan sebuah kelebihan baru, tegar dan kuat. Begitulah wanita yang sabar itu.
wish u a happy life ya Bow ^^
Leave a comment