Perusahaan tempat saya bekerja akhirnya terjun juga ke bisnis Cloud Computing. Apa sih itu cloud computing ? Bagi pembaca yang masih belum paham dengan Cloud Computing, gambar di bawah ini mungkin sangat dapat menjelaskan pemahaman akan Cloud Computing :
Source : Manjrasoft
Dari gambar diatas diperlihatkan perbedaaan penggunaan sistem komputer konvensional dan cloud computing. Untuk komputer konvesional yang biasanya kita gunakan, kita harus membeli dari mulai hardware dan software, yang otomatis itu menjadi hak milik kita. Setelah tersedia hadware dan software, kita tidak bisa langsung menggunakannya, tapi harus dilakukan instal hardware dan software, mensetting konfigurasi, cek hasil intalasi dan apabila sudah dilakukan install, kita akhirnya bisa menggunakannhya. Untuk semua proses itu kita harus mengeluarkan uang yang relatif banyak. Semuanya ditanggung oleh user.
Sedangkan untuk dapat menggunakan fasilitas cloud computing, kita hanya cukup subscribe (mendaftar), dan langsung bisa menggunakan, dan kita hanya membayar sesuai dengan yang kita pakai (pay for what you use). Itu sama halnya seperti kita berlangganan PLN, kita tidak harus memiliki instalasi listrik sendiri, tapi cukup berlangganan dan membayar sesuai pemakaian. User dibebaskan dari pemeliharaan rutin, penyediaan hardware dan aktifitas rutin teknologi IT di sebuah perusahaan. User bisa mempercayakan perawatan, pemeliharaan, keamanan kepada provider Komputasi Awan.
Pada September 2011, untuk menstrandarisasi pemahaman akan Cloud Computing di seluruh dunia maka NIST menerbitkan standarisasi karakter2 khusus yang harus dimiliki oleh sbeuah sistem sehingga sistem tersebut layak disebut dnegan Cloud Computing. Namun sebelum membahas lebih detail mengenai karakter apa saja itu, buat Anda yang masih awam, kita bahas terlebih dahulu mengenai apa dan siapa NIST.
The National Institute of Standards and Technology (NIST), sebelumnya dikenal sebagai Biro Standar Nasional (NBS) antara 1901 dan 1988, adalah lembaga pengukuran standar laboratorium, atau dikenal sebagai National Institute Metrologik (NMI), yang merupakan lembaga non-regulatory dari Amerika Serikat pada Departemen Perdagangan. Misi resmi dari NIST adalah untuk mempromosikan inovasi AS dan meningkatkan daya saing industri dengan memajukan ilmu pengetahuan melalui pengukuran, standar, dan teknologi untuk meningkatkan keamanan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup.
Secara lebih mudahnya, NIST memberikan standard untuk semua barang dan hal yang diperdagangkan dan digunakan dalam Amerika Serikat. Agar suatu barang atau hal tersebut memiliki pemahaman yang sama bagi semua penggunanya.
Nah, menurut NIST tersebut, sebuah cloud computing harus memiliki karakteristik penting berikut:
Source : NIST
On-demand self-service. Seorang konsumen dapat secara sepihak, berdasarkan keinginan dan kebutuhannya, menentukan kemampuan resource cloud computing yang dibutuhkan seperti kecepatan pelayanan server dan kapasitas penyimpanan jaringan secara otomatis tanpa memerlukan interaksi dengan manusia sebagai interfacing dari masing-masing penyedia layanan.
Akses jaringan yang luas. Kemampuan cloud computing yang tersedia harus bisa diakses melalui jaringan dan dengan berbagai macam mekanisme heterogen platform yang ada baik itu thin decice client atau thick device (misalnya, ponsel, tablet, laptop, dan workstation).
Resources pooling. Sumber daya komputasi dari provider dikumpulkan dan tersedia untuk melayani berbagai konsumen menggunakan model multi-tenant, dengan sumber daya fisik dan virtual yang beragam yang dialokasikan secara dinamis dan bisa dipindahulang sesuai dengan permintaan konsumen. Ada kemungkinan bahwa pelanggan umumnya tidak memiliki pengetahuan atas lokasi tepat dari sumber daya yang digunakan, namun provider dapat menentukan lokasi resource pada tingkat yang lebih tinggi sebagai abstraksi (misalnya, negara, negara bagian, atau datacenter). Hal-hal yang bisa termasuk sumber daya mencakup media penyimpanan, CPU, kapasitas memori, dan bandwidth jaringan.
Cepat dan elastis. Kemampuan sumber daya yang digunakan bisa secara elastis digunakan atau kemudian tidak dipakai sesuai kebutuhan. Dalam beberapa kasus bisa berjalan secara otomatis dipakai atau kemudian tidak diapai lagi sesuai dengan permintaan. Untuk konsumen tertenty, kemampuan yang dia butuhkan untuk pengadaan sering muncul menjadi kapasitas yang tidak terbatas dan disesuaikan dalam jumlah berapapun dan kapanpun diinginkan.
Layanan Terukur. Sistem Cloud secara otomatis mampu mengontrol dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang digunakan dengan memanfaatkan pengukuran jumlah sumber daya yang digunakan di beberapa tingkat dan jenis layanan (misalnya media storage, CPU processing, bandwidth, dan account pengguna aktif). Penggunaan sumber daya tersebut dapat dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan sehingga mampu memberikan fungsi transparansi bagi bagi operator ataupun konsumen cloud computing. Basis pentarifan dari metode ini umum disebut dengan pay per use (PPU).